Cari Blog Ini

Minggu, 05 Februari 2012

Revolusi Sex dan Pandangan Islam ,,,,,,,,,,,,

                        SEKS DAN MANUSIA
 A.   Revolusi Sex dan Pandangan Islam
    Pergaulan bebas adalah salah satu ciri dari kebudayaan Barat . Belakangan ini kebudayaan bergaul bebas antara pria dan wanita tersebut juga telah melanda masyarakat-masyarakat agamis dari Negara-negara yang sedang berkembang .
         Pergaulan bebas merupakan pencerminan hasil perjuangan untuk memperoleh persamaan hak-hak antara laki-laki dan wanita dalam segala bidang . Para wanita modern menuntut hak yang sama dengan lelaki dalam bidang pekerjaan , kesenangan dan lain sebagainya (emansipasi).  Sehingga pikiran-pikiran wanita dari suatu Negara maju sekarang  , berusaha membebaskan keterkungkungan yang sebelumnya mereka rasakan .
         Pergaulan bebas antara pria dan wanita sangat membahayakan. Kebiasaan berdua-duaan manusia yang berlainan jenis akan mengundang dorongan seksual.  Sigmun  Freud, seorang ahli psikologi Wina mengemukakan bahwa pada diri manusia pada dasarnya terdapat “dasar birahi” yang tidak dapat dirasakan karena terletak di alam bawah sadar, di mana manusia sendiri amat lemah terhadap daya tarik yang berhubungan dengan rasa birahi itu .  Maka apabila seorang lelaki dan perempuan berhadap-hadapan sendirian sangat memungkinkan timbulnya “pertarungan nafsu birahi” dari kedua belah pihak.
        Di Negara-negara yang kebudayaan dan atau  moralitasnya  tidak memberi batas-batas tertentu terhadap pergaulan antara lelaki dan perempuan , tidak dikendalikan oleh hukum-hukum agama , pergaulan bebas tersebut membawa akibat yang fatal. Sekitar tahun 1955-an , Dr. Kinsey pernah menggemparkan masyarakat wanita  Amerika  dengan penerbitan bukunya yang berjudul “Sexual Behavior of The Human Female (Tingkah Laku Seksual Kaum Wanita). Dalam buku tersebut disebutkan , bahwa 50% wanita-wanita sejak dari bangku sekolah telah mengenal kehidupan seksual di luar nikah. 64% wanita yang telah bersuami dan bekerja di kantor sudah melakukan hubungan seksual sebelum nikah .  Dan sebagai akibat yang mencolok ialah banyaknya anak-anak yang lahir tanpa di ketahui siapa ayahnya dan bagi laki-laki bukanlah suatu yang ganjil untuk mengawini wanita-wanita yang sedang hamil. Sungguh malapetaka!
     Dewasa ini pebahasan seks kian marak . Seks tidak hanya dalam angan-angan belaka , tetapi sudah menjadi barang  dagangan yang menjanjikan keuntungan besar. Hal ini bisa dilihat pada pengusaha-pengusaha yang melokalisir perempuan-perempuan yang siap jadi pemuas nafsu lelaki hidung belang. Dunia sekarang telah dilanda revolusi seks yang besar . Hal itu telah melampaui batas dan ketentuan . Sementara persoalan ini menjadi sangat penting dan mempunyai dampak terhadap masyarakat secara keseluruhan.
      Dilihat dari segi sejarahnya , masalah penyimpangan seks sudah ada sejalan dengan pertumbuhan peradaban manusia. Hal ini merupakan suatu kelajiman, karena seks adalah kebutuhan biologis manusia. Kebutuhan seks yang di salurkan secara benar.
       George Harvard (Amerika) dalam bukunya “Revolusi seks” mengungkapkan , “Sekarang setelah  otak kita tidak begitu khawatir dari bahaya nuklir. Dunia tidak menghendaki umat manusia selalu resah yang disebabkan oleh seks dalam kehiddupan kita sehari-hari, dan juga merasa terancam oleh berbagai serangan seks yang tidak putus-putusnya .  Orang-orang sangat sibuk mengadapi kekuatan besar yang mungkin menimpanya yaitu serangan seks. Bila hal itu tidak di batasi oleh ancaman neraka , maka berbagai penyakit menular dan kehamilan diluar nikah akan menjadi kenyataan. “Setiap hari berton-ton “bom seks” meledak yang mengakibatkan kerusakan. Hal itu menjadikaan anak-anak kita tidak berakhlak , banhkan akan merusak masyarakat semuanya. Bahaya tenaga seks lebih besar daripada nuklir , Bahkan menurut sejarahwan , Arnold Toynbe , bahwa penyimpangan seks mungkin menyebabkan runtuhnya peradaban.
     Amerika, Eropa dan berbagai negara di belahan sejak beberapa tahun terakhir ini memperlihatkan kegilaan yang memuncak di bidang seks, baik yang berkedok mode busana dan pementasannya , kosmetika, buku, film maupun dalam kenyataan sehari-hari di segala segi. Bahkan sementara orang ada yang berpandangan bahwa melakukan seks (bebas) dan menikmatinya merupakan tujuan hidup dan cita-cita yang biasa .
       Hubungan seks tidak lagi terbatas antara dua orang suami isteri atau dua insan yang tidak ada ikatan secara sah , bahkan sudah melebar kesegala bidang yang dilengkapi dengan berbagai seni , sarana dan promosi.
       Seks sudah menjadi menu yang beraneka ragam yang disajikan pada hidangan yang  berlainan serta di sertai dengan rangsangan yang menggiurkan. Makanan seperti ini tidak perlu di cicipi dan di ramu, di samping ia bebas dari segala kebiasaan.
       Sudah menjadi kenyataan yag sulit di pungkiri (aksioma) bahwa kehidupan di kota-kota besar diserang oleh adanya “bom seks” Iklan porno dengan berbagai ukuran, majalah, kertas bungkus bergambar, film porno, foster yang dipasang dipintu gerbang, klub-klub malam dan ribuan wanita yang berbusana minim selalu menjadi penghias wajah buruk kota .   Semuanya itu sudah menjadi ciri khusus bagi masyarakat  di kota seluruh dunia.
    Revolusi seks yang mengerikan ini telah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, Ia adalah hasil dari kondisi-kondisi , keyakinan, pemikiran dan moral tertentu. Gejala ini bukan muncul begitu saja, tetapi hasil yang di petik dari kenyataan.
    Semuanya itu di mulai semenjak matrelialisme (paham segala kebendaan) mulai menelusup dan menguasai otak manusia, semenjak putusnya hubungan-hubungan antara manusia dengan kenyataan-kenyataan “gaib” yang harus di terima, saat manusia mengingkari wujud Allah dan nilai-nilai moral dalam kehidupan, serta tidak percaya dengan sangsi Allah terhadap prilaku yang mereka lakukan.
     Sejak itu manusia sudah berubah menjadi hewan yang hidup dengan nalurinya, tanpa mengikut sertakan akalnya. Secara demikian, kebaikan dikalahkan oleh kejahatan. Memuaskan nafsu rendah merupakan suatu cita-cita dan kehidupan dunia adalah segala-galanya.
   Firman Allah:


“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak di pergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) , dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak di pergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka ialah orang-orang yang lalai “ (QS. Al A’raf:179)

    Hilangnya rasa keagamaan dalam kehidupan manusia, tidak adanya hukum Allah di hati sanubarinya, adanya hukum dari teory matrelialisme, semuanya itu adalah pangkal pokok terjadinya penyimpangan manusia dari jalan yang benar.
    Tahun 1926.  Jhon Khennedy, Presiden AS, menjelaskan bahwa masa depan Amerika terancam. Sebab para pemudanya tenggelam oleh kenikmatan hawa nafsu. Hal ini terlihat setiap tujuh orang pemuda melamar untuk wajib militer, enam orang di antaranya tidak memenuhi persyaratan karena tersangkut kebebasan seks yang telah merasuki jiwa mereka . Kekhawatiran Jhon Kennedy  ini cukup beralasan karena mereka tidak akan sanggup memikul tanggung jawab yang dibebankan kepundak mereka.
    Generasi berikutnya , raja-raja Romawi hingga datang bangsa Arab, tidak bisa lepas dari suatu kenyataan bahwa kehidupan seks lebih kelihatan daripada sisi kehidupan yang lain. Peperangaan-peperangan yang terjadi pada zaman dahulu sebagian karena memperebutkan perempuan untuk dijadikan pemuas nafsu raja dan para abdinya. Secara demikian, barang kali sangat tepat apa yang dilakukan Dokter William Bryan Kepala Lembaga Hipnotis Amerika, bahwa peperangan-peperangan di dunia ini mungkin dapat dikurangi bila perempuan-perempuan bangsa memperoleh kepuasan seks. Menurut pendapatnya, tindakan kekerasan dan kekejaman yang dilakukan oleh Hitler dan Stalin disebabkan oleh kegersangan mereka di bidang seks.
      Seks selalu ada di keidupan manusia. Ia tetap menyertai selagi manusia masih ada. Oleh karena itu , sebagian perilaku manusia sering dipengaruhi oleh kehidupan seksualnya. Ada yang menyampingkan ada pula yang menekan nafsu seksualnya. Apalagi penekanan itu disertai anggapan bahwa seks adalah kotor dan menjijikan.
      Allah memberi nafsu seksual kepada manusia bukan untuk di abaikan dan ditekan. Pemberian itu demi kebaikan manusia sendiri. Namun persoalan seks harus ditempakan pada yang semestinya, tidak di salah gunakan dan diagungkan.
     Rasulullah Saw, pernah mengecam sahabat-sahabatnya yang kurang memperhatikan masalah seks terhadap isterinya. Sebelumnya, para sahabat mengabaikan dan meniadakan masalah-masalah seks terhadap isteri adalah perbuatan yang amat suci. Namun Rasulullah malah mengecamnya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim. Serombongan orang datang menghadap isteri-isteri Nabi untuk menanyakan kehidupan Nabi sehari-hari. Setelah diceritakan mengenai ibadah beliau, mereka tercengang. Mereka menilai ibadah beliau kalah baik dibandingkan dengan ibadah mereka. Sebab mereka selalu berpuasa, (bangun malam untuk salat) dan tidak beristeri. Tanpa diketahui oleh mereka, Rasulullah datang dan bersabda:


“akan tetapi aku shalat, tidur, berpuasa, berbuka dan kawin dengan para wanita. Maka siapa yang membenci sunahku (teladanku) ia tidak termasuk golonganku. H.R. Imam Bukhari dan Muslim)

Kembali pada pokok persoalan, Islam tidak memandang manusia dari fisik-jasmani saja, akan tetapi lebih jauh dipandang sebagai manusia utuh fisik, roh dan akal. Ia melihat manusia melalui kejadian fitrahnya. Berdasarkan pertimbangan ini. Islam mengatur dan mengarahkan kehidupan manusia menuju jalan yang benar.
    Islam tidak memandang manusia hanya sebagai materi belaka, seperti yang dianut oleh mazhab matrealisme, bahwa manusia tidak lebih dari benda yang mempunyai kebutuhan naluri, juga Islam tidak sama dengan paham Epicureanism (paham yang mengajarkan bahwa kesenangan adalah tonggak akhlak dan merupakan satu-satunya tujuan manusia) dalam memenuhi naluri dan hawa nafsu tanpa aturan. Dan juga Islam tidak sama dengan stoicism (paham yang mengajarkan bahwa nafsu merupakan kejahatan dan harus di musnahkan) dalam memak-sakan hal-hal yang ideal dan meniadakan kebutuhan-kebutuhan materi pada manusia.
    Ketika keserakahan menguasai manusia, maka yang muncul dalam benak manusia adalah sifat ingin memperkaya diri, ingin berkuasa dan ingin memuaskan nafsu tanpa batas. Hal ini lantaran pada jiwa manusia sudah rusak. Pada awalnya manusia memandang hal itu dapat menumbuhkan kesenang-an dan kebahagiaan, tetapi pada kenyataanya yang timbul hanya penderitaan dan kegelisahan. Setiap keinginan yang melampaui batas akan menjerumuskan diri sendiri dan orang lain. Demikian juga dengan nafsu yang tanpa kendali akan merusak tatanan kehidupan masyarakat.
    Kehidupan seks yang bebas, tanpa etika bisa membinasakan bangsa-bangsa di dunia, Dr Dorek Liewllyin dan James dalam penyelidikannya mengatakan, bahwa seks yang bebas dapat merusak kehiddupan manusia. Timbulnya kehidupan seks yang bebas, tanpa ada aturan yang bisa dipertanggungjawabkan mengakibatkan penularan penyakit kelamin yang dapat merontokan sendi-sendi masyarakat dalam suatu Negara.
   Dr. Cotterall berpendapat, pada umumnya masalah penyakit kelamin masyarakat masalah moral manusia. Manusia melakukan hubungan seks hanya mengikuti hawa nafsu. Dan suatu yang sangat pasti bahwa dengan pergaulan bebas mudah sekali terjangkit penyakit kelamin. Dalam pergaulan bebas pengendalian seks tidak dapat di lakukan dengan baik. 
    Kebebasan seks dengan berganti-ganti pasangan, seperti di tempat-tempat pelacuran, pelakunnya sangat rawan tertular virus HIV (penyebab penyakit AIDS) yang sampai sekarang belum di temukan obat penangkalnya. Dan sudah pasti penyakit ini berdampak negatif pada pelakunnya, seperti dikucilkan masyarakat, juga kepada anak keturunannya, seperti menjadi yatim piatu.
    Di America Serikat (AS), negeri yang berpenduduk sekitar 250 juta orang, dampak AIDS secara social sudah terasakan. Sebuah penyelidikan di AS menyebutkan, pada akhir sepuluh tahun belakangan ini akan terdapat 72.000 sampai 124.000 anak-anak di bawah usia 18 tahun yang menjadi yatim piatu, karena orang tua nya meninggal karena serangan AIDS. Keadaan ini menurut penelitian itu, akan menimbulkan bencana social. (Tempo, 28 mei 1994)
   Apabila positif terjangkit penyakit AIDS masyarakat biasanya menyangganya , suatu sikap yang sebenarnya tidak perlu dipertahankan. Kita pernah menolak dengan mengatakan AIDS tak mungkin menulari orang Indonesia karena kita masyarakat Timur yang beragama. Reaksi penolakan ini masih terdengar sampai saat ini. Padahal menurut data Departemen Kesehatan sampai akhir maret 1994 diketahui bahwa jumlah pengidap AIDS maupun yang masih terinfeksi virus HIV di Indonesia ada 213 orang.
    Sebagai pengetahuan dasar tentang seks yang ada pada tubuh manusia, dalam dunia psikologi ada istilah sex-appeal dan istilah exhibisionisme.  Sex-appeal adalah daya tarik yang kuat yang dapat membangkitkan seseorang pada nafsu-nafsu seksual atau birahi terhadap jenis lain. Sedang nafsu exhibisionisme berarti keinginan yang kuat untuk memperlihatkan pada orang lain karena sifat jasmani yang dimiliki seseorang dan terutama dipergunakan dalam hal yang bersangkut paut dengan masalah seksualitas.
    Sex-appeal timbulnya secara tiba-tiba dan dapat melemahkan kepribadian seseorang untuk sesuatu yang sifatnya erotis seksual. Terutama dikalangan remaja hal ini sangat berbahaya karena mereka sedang dalam keadaan jiwa yang tidak tetap. Suatu pribadi yang belum menemukan kematangan bentuk, masih sangat mudah terkena pengaruh dari luar.
    Sebagaimana dalam ilmu psikologi, bahwa dalam tubuh manusia ada instink. Instink menurut James(psikolog), ialah suatu sifat yang dapat menimbulkan perrbuatan yang menyampaikan seseorang kepada tujuan yang tanpa didahului oleh latihan perbuatan.
    Suatu perbuatan bila di ulang-ulang akan menjadi mudah untuk dikerjakan. Orang yang senantiasa mengulang-ngulang perbuatan yang menjurus kepada bergejolaknya nafsu seksual, ia akan menjadi terbiasa dan akhirnya ia menjadi seorang yang memiliki nafsu seks yang sulit di kendalikan. Demikian juga seseorang sebenarnya dorongan seksualnya besar, namun karena membiasakan dirinya mengekang nafsu itu, ia akan bisa mengalihkan perhatian nafsu seksualnya.
     Instink berakar pada manusia sejak lahir hingga mati. Instink yang ada pada manusia saling mempengaruhi dan cenderung mengalahkan instink-instink yang lain, seperti marah, suka mencipta, suka mengetahui, suka bercinta.
    Seorang ahli psikologi dari  Wina, Sigmun Freud mengemukakan pendapatnya bahwa manusia sejak lahir telah didorong oleh dua instink, yaitu;
1.   Makan dan minum untuk mempertahankan hidup.
2.   Seks untuk mempertahankan keturunan.
Keinginan makan dan minum karena ada ego, yaitu perasaan yang mengarahkan energy (daya kekuatan) untuk mencari makan dan minum. Sedangkan keinginan memenuhi kebutuhan seks disebabkan adanya impuls libido , yaitu dorongan nafsu untuk bersetubuh.
    Dengan penjelasan diatas dapat dikatakan perasaan ingin menyalurkan seks merupakan pembawaan sejak lahir. Karena seks merupakan instink sejak lahir, maka meski orang tidak dapat pelajaran tentang seks ia akan dapat melakukannya, masalah penyaluran seks itu harus dapat pelajaran dan bimbingan agar bisa disalurkan secara sah dan benar.
    Di atas telah dijelaskan bahwa instink manusia cenderung untuk saling mengalahkan,dan mesti ada yang memenangkan. Jika instink makan dan minum lebih besar dorongannya (pengaruhnya), maka insting seks akan mengalah. Sebaliknya, bila instink seks bila berpengaruh, maka instink makan dan minum akan terkalahkan. Lantaran demikian orang akan sulit melakukan makan dan minum sambil mengerjakan seksual dalam waktu yang bersamaan.
    Dari segi kenyataan hidup dapat kita lihat bahwa anak-anak remaja yang kurang kesibukan dalam kehidupan sehari-harinya, ia lebih cenderung memusatkan perhatiannya kearah seksual.
Hal ini akan membawa akibat;
1.   Adanya perkawinan yang belum cukup usia.
2.   Adanya anak-anak remaja yang terjerumus ke lembah maksiat.
3.   Timbulnya kenakalan remaja.
4.   Munculnya gerombolan-gerombolan pemerkosa dan masih banyak lagi.
Ayat di bawah ini menunjukan bahwa kesenangan manusia terhadap nafsu birahi menduduki peringkat pertama, dari sekian banyak kesenangan yang di anugerahi oleh Allah. Dengan kata lain, nafsu seks-lah yang paling menonjol dalam kehidupan manusia.
Firman Allah;


“Dijadikan indah pada (pandangan) kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu; wanita-waanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik(surga).” (QS. Ali Imran: 14)
 
     Sejak zaman dulu hingga sekarang seks mempunyai peranan dalam kehidupan. Bangsa-bangsa di seluruh penjuru dunia, yang primitive maupun yang modern tidak lepas dari perbincangan masalah seks. Hal ini membuktikan bahwa masalah seks erat sekali hubunganya dengan kehidupan manusia. Bahkan adanya nafsu seks sudah ada sejak Nabi Adam masih di dalam surga bersama dengan Hawa.
     Peristiwa serupa(dengan diatas) dapat dilihat dari sejarah Nabi Yusuf dengan Zulaikha. Nabi Yusuf di jebloskan kedalam penjara akibat fitnah yang di gelindingkan Zulaikha, isteri seorang menteri Kerajaan Mesir. Zulaikha bersahwat saat melihat ketampanan nabi Yusuf, hingga tergugah nafsu birahinya untuk melakukan hubungan seks. Peristiwaa ini juga bermulai dari masalah seks.
Firman Allah:




“dan wanita (zulaikha)  yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: ”Marilah kesini!”  Yusuf berkata “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang lalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)

      Ayat di atas dipertegas dalam cinta birahi yang bergelora antara Zulaikha dan Yusuf, sebagaimana dituliskan dalam al-Qur’an:


“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat (tanda) dari Tuhannya.”  (QS. Yusuf: 24)

     Islam tidak hanya mengakui secara fisik adanya nafsu seksual dalam tubuh manusia, akan tetapi juga memberikan cara pemecahannya (mengatasinya) untuk mencegah terjadinya hal-hal yang menjurus kepada penyaluran seks yang menyimpang. Di antara menutup anggota badan yang dapat menimbulkan gairah seksual bagi yang memandangnya. Sebagaimana tersebut di dalam al-Qu’ran di bawah ini:

“katakanlah kepada wanita yang beriman: “hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-waanita islam, atau budak-budak mereka yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka  memukulkan kaki mereka  agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. an-Nur: 31)

       Dalam ayat di atas Allah Swt. Memerintahkan kepada perempuan-perempuan mukmin agar menutup aurat. Menutup aurat itu dengan cara berpakaian, sedangkan aurat perempuan itu adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
       Tujuan berpakaian menurut Islamadalah untuk menutup aurat. Hal ini berarti dapat mengurangi rangsangan seksual bagi manusia yang melihatnya.
        Demikian pandangan islam dalam masalah seks. Suatu pandangan yang berpijak pada kecendrungan alami manusia secara terinci, ciri-ciri khusus fisik dan fitrahnya. Pandangan tersebut dengan memperhitungkan dampak yang ditimbulkannya dan tujuan yang akan dicapai.
Firman Allah:


“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya(neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. at-Tin: 4-6)  

Rabu, 11 Januari 2012